Sukseskan "SABANG FAIR FESTIVAL 2014" Tanggal 18 s/d 24 Juni 2014.
Yang akan dimeriahkan oleh sejumlah kegiatan, seperti pameran industri kreatif, festival seni dan budaya serta berbagai kegiatan lainnya.

[ Disbudpar Kota Sabang ].

Makam Sulthan Iskandar Muda

Sultan Iskandar Muda merupakan tokoh penting dalam sejarah Aceh. Aceh pernah mengalami masa kejayaan, kala Sultan memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1607-1636 ia mampu menempatkan kerajaan Islam Aceh di peringkat kelima di antara kerajaan terbesar Islam di dunia pada abad ke 16.

Pantai Sumur Tiga Sabang

Pantai Sumur Tiga adalah pantai berpasir putih nan menawan di Sabang, Aceh. Tidak hanya cantik panoramanya, pantai ini juga jadi tempat paling asyik untuk menikmati matahari terbit di ujung barat Indonesia.

Asoe Kaya

Asoe Kaya merupakan makanan khas Aceh Besar. Hidangan ini umumnya adalah salah satu hidangan jamuan, yang biasanya disuguhkan pada pesta perkawinan, lebaran, maulid atau kenduri lainnya di Aceh.

Kapal PLTD Apung

Kapal PLTD Apung merupakan kapal tongkang besar PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) apung yang menjadi saksi bisu sejarah terjadinya tsunami yang melanda banda aceh tahun 2004 silam.

Kupi Aceh

Salah satu jenis kopi Arabica yang cukup dikenal di daerah ini adalah merupakan kopi Aceh Gayo.

Friday, April 11, 2014

Meuseukat, Kue Khas Aceh


Meuseukat
Meuseukat merupakan salah satu kue tradisional Aceh yang boleh dibilang memiliki "kasta" yang tinggi dalam dunia kuliner Aceh.

Meuseukat secara fisik mirip seperti dodol, teksturnya lunak dan rasanya manis. Kue ini berwarna putih, karena tidak menggunakan pewarna makanan. Bahan bakunya terbuat dari tepung terigu yang dicampur gula dan sari buah-buahan. Cita rasa yang khas serta rasanya yang lezat membuat penganan ini sangat digemari oleh masyarakat Aceh.


Sebelumnya, kue tradisional ini hanya dapat ditemui pada saat acara-acara tertentu saja, seperti profesi pernikahan dan hari lebaran. Di pasar-pasar tradisional pun tidak banyak yang menjual meuseukat. Bahkan para penikmat meuseukat  biasanya harus memesan terlebih dahulu bila ingin membelinya.

Kue meuseukat sangat populer bagi wisatawan karena para pelancong memburu kue tersebut untuk dijadikan oleh-oleh khas dari Aceh. Anda dapat membelinya di sentra kue tradisional Aceh, seperti di daerah Lampisang atau di beberapa supermarket. Oleh sebab itu, tidak sah rasanya jika berkunjung ke Provinsi Aceh tanpa mencicipi dodol meuseukat khas dari Aceh ini.

Membuat meuseukat sebenarnya sama saja seperti membuat dodol, membutuhkan waktu yang lama serta ketelatenan dalam membuat adonan. Rasanya yang dominan manis berasal dari sari gula, sari buah nanas dan jeruk. Untuk membuatnya, gula dimasak dengan air serta perasan air jeruk dan nanas. Kemudian tepung dan mentega dimasukkan ke dalam air gula dengan perbandingan satu banding lima. Aduk dan masak dengan api kecil hingga adonan matang.

Tuesday, April 8, 2014

Pliek U, Masakan Khas Aceh

Pliek U

Masakan atau kuliner khas yang digemari mayoritas masyarakat di Aceh masih jarang dikenal orang. Barangkali kuliner ini belum banyak yang pernah mencicipinya sehingga kurang populer. Masakan atau gulai khas Aceh ini adalah gulai para raja yang dikenal dengan nama “Kuah PliekU”. Gulai ini dibuat dari campuran berbagai jenis sayuran ditambah “PliekU” dan kepala ikan asin sebagai penyedapnya.


Pliek U” atau patarana adalah sisa atau ampas kopra (kelapa) yang minyaknya sudah diperas dengan alat tradisional yaitu dua bilah papan yang dipress dengan baut besar. Masyarakat di pedesaan Aceh, sejak masa jayanya Kerajaan Aceh sampai kini masih terus mengolah kelapa secara tradisional. Olahan kelapa ini menghasilkan minyak goreng yang disebut dengan “minyeuk reutik.” Ampasnya tidak dibuang, tetapi dijemur kembali sehingga menjadi “Pliek U” yang berwarna hitam. Pliek U memancarkan aroma minyak kelapa yang khas.

Dalam tradisi masyarakat Aceh, “pliek U” menjadi salah satu bumbu penyedap untuk mengolah sayuran menjadi gulai (kuah) Pliek U. Gulai ini sangat digemari oleh warga Aceh, baik yang masih tinggal di Aceh apalagi yang sudah lama di perantauan. Kuah Pliek U bagaikan sebuah wadah perekat warga Aceh yang tinggal di perantauan. Bila ada acara kangen-kangenan warga Aceh di rantau, dapat dipastikan bahwa hidangan utamanya adalah kuah Pliek U.

Pantai Cermin, Ulee Lheue

Pantai Cermin.

Pantai Cermin Ulee Lheue adalah objek wisata pantai yang terletak di Kampung Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh. Panorama di pantai Cermin Ulee Lheue ini amat memikat. Disiang hari yang cerah bagaikan lukisan alam berupa teluk yang dihiasi barisan pegunungan di sebelah selatan serta pulau-pulau kecil di kejauhan. Pada saat matahari terbenam (sunset), pemandangan semakin memikat. Untuk menuju ke pantai Cermin Ulee Lheue tidaklah sulit, lokasinya sangat strategis, hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh.


Pantai Cermin Ulee Lheue merupakan pantai yang pernah terkena dampak paling parah dari tsunami aceh tahun 2004 lalu. Desa terdekat yang bernama desa Ulee Lheue yang terletak persis di tepi pantai habis dihantam gelombang tsunami. Walau habis diterjang ombak tsunami, tak menjadikan pantai ini hilang pesonanya, pantai Ulee Lheue ini masih terlihat sangat indah dan bahkan sudah mulai cukup ramai dikunjungi oleh masyarakat lokal termasuk pula wisatawan asing. Sudah dibangunnya tanggul pengaman dan jalan dua jalur yang menuju pelabuhan penyeberangan (Ulee Lheu - Balohan), menambah akses ke tempat ini semakin mudah dan nyaman untuk dikunjungi.

Tidaklah heran jika pengunjung ramai ke pantai ini. Suasana pemandangan yang diberikan pantai memang sangat indah,dengan panorama perbukitan yang menghijau mampu menambah kecantikkan alam daerah ini. Selain menikmati pemandangan pantai Ulee Lheue ini, pengunjung dapat pula mencoba wahana permainan air yang tersedia, salah satunya yaitu perahu angsa.

Sepanjang jalan daerah pantai Ulee Lheue ini pengunjung pun akan banyak menemui penjual jagung bakar. Pengunjung dapat duduk santai menikmati pemandangan di pantai sambil menikmati jagung bakar.

 

Kopi Gayo - Aceh, Kopi Terbaik Dunia

Kupi Aceh

Kota Aceh atau lebih dikenal dengan sebutan kota Serambi Mekah Aceh ini dikenal mempunyai kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah. Di Aceh terdapat dua jenis kopi yang cukup terkenal telah dibudidayakan di tempat ini yaitu jenis kopi Arabica dan kopi Robusta. Salah satu jenis kopi Arabica yang cukup dikenal di daerah ini adalah merupakan kopi Aceh Gayo. Kopi ini bahkan telah dapat menembus pasar kopi dunia dengan cita rasa yang enak dan sempurna dari jenis kopi ini. Kita dapat mencoba untuk dapat mencoba minuman kopi Aceh ini dengan ditemani gorengan atau makanan jajanan pasar lainnya sambil menikmati musik.

Kopi Arabika dari Aceh ini juga telah dapat tembus sampai ke negara Eropa, Asia dan Amerika. Kita dapat mencoba untuk dapat melihat sejarah dari kopi Aceh Gayo ini. Jenis kopi Aceh ini telah dikenal oleh seluruh penggemar kopi dari seluruh dunia karena rasa serta aroma dari jenis kopi yang nikmat. Kita dapat mencoba untuk dapat mencium dari aroma kopi yang harum serta dengan rasa yang gurih tetapi tidak pahit dari minuman kopi satu ini.
Dari sisi cita rasa dari jenis kopi satu ini juga dikenal sebagai salah satu minuman kopi Gay yang memiliki peringkat premiumn. Jenis kopi ini bahkan telah diekspor ke 17 negara di Eropa, Amerika dan sebagian negara kawasan Asia. Jika kita melihat dari kualitas dari kopi Gayo ini dapat terlihat dari adanya peluang bisnis dari minuman kopi Gayo ini yang dapat membawa pengaruh yang positif bagi para petani kopi Gayo dan juga perekonomian di Aceh.
Kopi Aceh Gayo juga telah dapat mengangkat nama Indonesia ke dunia internasional dengan kualitas produk kopi ini. Kita dapat melihat bahwa sesungguhnya manfaat dari minuman kopi Aceh Gayo ini telah dapat berdampak positif tentunya bagi perekonomian rakyat Aceh. Bgi para penikmat kopi di seluruh dunia maka tidak ada salahnya kita dapat mencoba untuk mengkonsumsi minuman kopi Aceh ini.


Benteng Jepang Menjadi Bukti Sejarah

Benteng Jepang

Selain dikenal dengan keindahan lautnya, Sabang juga dikenal sebagai Kota Seribu Benteng karena banyaknya Benteng peninggalan zaman dahulu di Sabang. Benteng bekas peninggalan penjajahan Jepang ini kini menjadi bukti sejarah. Lokasi Benteng Jepang ini tepatnya di kawasan Pantai Anoi Itam, Kecamatan Sukajaya. Jaraknya hanya 12,3 kilometer atau kurang lebih 20 menit perjalanan dari pusat Kota Sabang.


Benteng Jepang ini selain menyuguhkan pemandangan yang eksotis juga mengandung nilai sejarah. Ketika akan memasuki Benteng ini, kita menemukan meriam tua yang mengarah ke laut. Dan di dalamnya kita bisa melihat hamparan laut yang memukau. Benteng ini merupakan Benteng peninggalan serdadu Jepang. Di masa lalu, Benteng ini dijadikan sebagai tempat berlindung dan basis pertahanan bagi tentara Jepang. Tak sedikit tentara Jepang yang gugur di tempat ini. Jadi, tak heran jika Benteng ini banyak diminati oleh turis Jepang. Bagi wisatawan asal Jepang, Benteng ini memiliki arti tersendiri. Mereka sering mengunjungi Benteng ini untuk mengenang leluhur mereka, bahkan ada yang khusus ke Sabang untuk mengunjungi Benteng ini, mereka menyebutnya wisata ziarah.